Siang itu
sekitar pukul 11.30, di kantor YMP tempat dimana aku menambah wawasan
pengetahuan. Seperti biasanya, kubuka
surat kabar dan mulai menyusunnya agar mudah membacanya. Ketika sedang membaca
aku tertarik dengan satu berita tentang genk motor yang meresahkan warga dan
menimbulkan korban jiwa seorang anak yang bernama azan bertempat tinggal di
kelurahan baru jalan mas mansyur. Aku semakin penasaran dengan isi
berita itu, hingga akhirnya kuputuskan untuk menyelidikinya. Sepulang kantor.
Sekitar pukul 17.00 WITA tepatnya tanggal 10/10/2012, saya dan teman saya
hendak menuju ke tempat kejadian perkara yang dialami seorang warga bernama
azan (16 tahun) yang bertempat tinggal di kampung baru jalan mas mansyur,
beritanya termuat di media cetak terbitan tanggal 8/10/2012-Radar Sulteng.
Kabarnya Ia mengalami pendarahan
di kepala dan kaki yang terkena busur oleh para pelaku geng motor. Ironisnya
sampai detik ini palaku geng motor belum tertangkap. Menurut nenek korban “ saya terkejut ketika ada telfon dari rumah sakit anutapura bahwa cucu saya sedang mengalami musibah, dan ketika sampai saya tanya ke cucu saya tentang kejadian itu, rupanya dia tidak ada hubungannya dengan anak2x geng motor itu, selang beberapa menit cucu saya di rujuk kerumah sakit bayangkara “ tutur nenek yang akrab di panggil Hj. Hayana itu.
sampai detik ini palaku geng motor belum tertangkap. Menurut nenek korban “ saya terkejut ketika ada telfon dari rumah sakit anutapura bahwa cucu saya sedang mengalami musibah, dan ketika sampai saya tanya ke cucu saya tentang kejadian itu, rupanya dia tidak ada hubungannya dengan anak2x geng motor itu, selang beberapa menit cucu saya di rujuk kerumah sakit bayangkara “ tutur nenek yang akrab di panggil Hj. Hayana itu.
Setelah dua hari azan di
perbolehkan pulang ke rumah, nah kami dapat titik terang dari perbincangan
dengan nenek korban yang bersedia di wawancarai malam itu, azan adalah anak
yang sangat nakal kesehariannya selalu keluyuran itu dikarenakan azan sangat di
manja oleh neneknya, y karena kabarnya orang tua azan pisah dan masing-masing
telah menikah (broken hoom), dan kemudian azan dirawat oleh neneknya sejak umur
7 tahun. Azan adalah tipe anak yang tidak suka di atur tapi sangat menyayangi
nenenknya, tentu efek dari faktor manja tidak membatasi semua kainginannya.
“ Kalau minta apapun itu harus
ada kalau tidak dia marah dan tidak mau pulang kerumah “ ujar menantu Hj.
Hayana itu. Selama berbincang-bincang kami tidak bertemu dengan azan karena ia
lagi-lagi keluar rumah seolah tidak merasa takut, dengan apa yang menimpanya.
Hikmah dari perjalanan singkat
ini mengajarkan kami bahwa kasih sayang tidak dapat diukur dengan harta benda,
harta benda hanya sebagai nilai untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Dan
kasih sayang tak dapat diukur dalam hidup seseorang. R.R
mantappp.....
BalasHapus